Solo Great Sale 2021 Diharap Jadi Titik Balik IKM Batik di Kota Solo Pasca-PPKM

SOLO GREAT SALE - Gelaran Solo Great Sale 2021 yang diadakan selama bulan Oktober ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi industri kecil dan menengah (IKM) batik di Kota Solo.

Kondisi pandemi Covid-19 yang disusul dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama beberapa bulan, tak pelak turut membuat para pelaku IKM batik Kota Solo terpuruk.

Namun, memasuki bulan Oktober ini geliat batik di Kota Solo mulai kembali bangkit. Hal tersebut tidak lepas dari beberapa faktor, seperti berdekatan dengan peringatan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, penurunan status PPKM menjadi level 2, serta dimulainya event Solo Great Sale.

"Setelah pandemi dan PPKM yang benar-benar berat bagi kami, tanggal 2 Oktober kemarin semacam menjadi titik balik. Itu kan bertepatan dengan SGS yang baru dimulai. Jadi promo itu bersamaan semua," kata pemilik batik Putra Laweyan, Gunawan Muhammad Nizar.

Diakui Gunawan, selama diberlakukannya kebijakan PPKM yang dimulai pada bulan Juli lalu, omset usaha batik miliknya mengalami penurunan drastis. Bahkan penurunannya mencapai 90 persen.

"Selama PPKM itu kami seperti hidup segan mati tak mau. Penurunannya sampai 90 persen. Meski masih ada pembelian secara online tetapi produk yang dibeli hanya pakaian untuk dipakai di rumah karena tidak ada orang pergi. Paling hanya semacam daster atau kaus," ungkapnya.

Kini, memasuki bulan Oktober, usaha batik miliknya kembali menunjukkan progres meningkat. Meski saat ini kondisinya belum pulih sepenuhnya, namun Gunawan mengaku optimistis situasi akan semakin membaik.

"Memang belum pulih sepenuhnya, tapi pergerakan ke arah positif itu saya optimis. Ini seperti batik reborn," tukasnya.

Sementara itu, Tim Solo Great Sale melakukan kunjungan ke Kampung Batik Laweyan dan Kauman, pada Selasa 19 Oktober 2021. Kunjungan dilakukan ke sejumlah usaha batik.

Diungkapkan Penanggung Jawab Bidang Kerja Sama Antartenan SGS 2021, Gunawan Kurnia Pribadi, event SGS tahun ini memang lebih fokus pada tema batik. Hal itu tak lepas dari waktu penyelenggaraan di bulan Oktober yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

"Untuk tahun sekarang ini SGS itu memang fokusnya batik, berdekatan dengan Hari Batik Nasional. Sehingga peran Kampung Batik Kauman dan Laweyan sangat dominan untuk mengisi SGS."

"Salah satunya, kami saat ini sedang menciptakan batik heritage Kauman dan Laweyan yang akan dipromosikan secara bersama-sama. Batik ini menceritakan tentang ciri khas masing-masing potensi daerah batik tersebut," paparnya.

Digelarnya SGS di bulan Oktober ini, Gunawan menyebut hal itu sebagai sebuah keberuntungan karena dapat sekaligus mempromosikan batik heritage tersebut.

"Dengan adanya SGS ini sebetulnya kita menumpang dan dibantu, karena kalau promosi sendiri akan lebih sulit," ungkap Gunawan yang juga menjabat sebagai penasihat Kampung Batik Laweyan.
 
Dalam SGS tahun ini, lanjut Gunawan, keikutsertaan para pelaku IKM batik di Kampung Batik Laweyan dan Kauman juga meningkat. "Di tahun sekarang ini jadi puncaknya tingkat keikutsertaan dari Kampung Batik Laweyan dan Kauman," tambahnya lagi. avp